Boyolali, 17 Juni 2025 — Suasana hangat menyambut rombongan mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Salatiga saat memulai agenda Kunjungan Industri 2025 di PT Nuansa Porselen Indonesia, Boyolali, pada Selasa (17/6). Kunjungan ini menjadi pembuka dari rangkaian kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 17–19 Juni 2025.
Berlokasi di Desa Ngadirejo, Kecamatan Gladagsari, PT Nuansa Porselen Indonesia dikenal sebagai produsen keramik kerajinan handmade berbasis pesanan khusus (custom request). Perusahaan ini didirikan oleh Bagus Pursena pada tahun 2013 dan kini mempekerjakan sekitar 100 orang dengan produksi mencapai 84.000 unit per tahun.
Dalam sambutannya, Bagus Pursena selaku pemilik dan direktur utama menyampaikan apresiasi atas antusiasme para mahasiswa. Ia membuka diskusi dengan cerita perjalanan perusahaan, mulai dari fokus awal pada produk estetika seperti patung dan hiasan dinding, hingga pergeseran pasar pascapandemi COVID-19 ke segmen hotel, restoran, dan kafe (HoReKa).
“Perubahan bukanlah hambatan, melainkan peluang. Kami belajar menyesuaikan strategi bisnis sesuai dinamika pasar,” ujar Bagus yang juga dikenal sebagai pelaku industri kreatif yang inovatif.
Mahasiswa diajak menyelami proses produksi secara menyeluruh, mulai dari pengolahan bahan baku, pencetakan, pembakaran dengan suhu tinggi, hingga tahap finishing yang disesuaikan dengan fungsi dan permintaan pelanggan. Produk yang dihasilkan pun beragam, seperti tableware, 3D wall tiles, patung kecil, hingga trophy eksklusif.
Dalam sesi pemaparan, tim pemasaran perusahaan menjelaskan transformasi strategi penjualan yang kini mengandalkan marketplace digital seperti Tokopedia dan Shopee, serta landing page interaktif sejak 2022. PT Nuansa Porselen kini menjadi mitra tetap lebih dari 200 hotel dan restoran, bahkan dipercaya memasok produk ke lembaga nasional dan internasional.
Mahasiswa juga memperoleh banyak wawasan mengenai pentingnya inovasi produk, kekuatan branding, serta adaptasi teknologi dalam pemasaran digital. Bagus juga menekankan bahwa proses bisnis harus dipahami dari hulu ke hilir, dengan tetap menjaga nilai seni dan kualitas tinggi sebagai ciri khas produk.
Tak hanya belajar teori, mahasiswa turut melakukan observasi langsung di area produksi dan melihat beragam produk hasil kreasi perusahaan. Mereka bahkan mendapat kesempatan mengikuti sesi edukatif ringan berupa demonstrasi pembuatan kerajinan dari clay, sebagai bentuk pengalaman langsung dalam dunia industri kreatif.
“Ini adalah pengalaman nyata yang membuka mata kami tentang bagaimana industri kecil-menengah bisa tumbuh dan bertahan dengan strategi yang tepat,” ujar salah satu mahasiswa peserta.
Kunjungan hari pertama ini memberikan semangat baru bagi mahasiswa untuk lebih memahami aplikasi nyata dari manajemen bisnis syariah dalam konteks kewirausahaan dan industri kreatif. Agenda akan berlanjut ke instansi dan mitra usaha lainnya sebagai bagian dari program penguatan kompetensi dan kesiapan kerja lulusan UIN Salatiga.