JADI SPONSOR UTAMA AICIEB 4, KEPALA KANTOR PERWAKILAN BI JAWA TENGAH SEBAGAI KEYNOTE SPEAKER

Salatiga – Humas | Bank Indonesia kembali menjadi sponsor utama dalam acara the 4th Annual International Conference on Islamic Economics and Business (AICIEB) yang dihelat oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga pada hari Kamis, 22 Juni 2023 di Hotel Laras Asri Resort and Spa, Salatiga. Rahmat Dwi Saputra, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, datang secara langsung dalam acara tersebut dan menjadi keynote speaker.

Rombongan dari Bank Indonesia diterima langsung oleh Dekan FEBI UIN Salatiga, Dr. Mochlasin, M.Ag. didampingi Ketua Panitia AICIEB ke-4 yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.SI. serta pejabat lainnya. Di ruang transit, selain memperkenalkan para narasumber baik dari dalam maupun dari luar negeri, Dekan juga menyampaikan bahwa peserta AICIEB ke-4 ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan sudah ada yang hadir sejak sehari sebelumnya. Para tamu undangan baik dari pemerintahan, perbankan, LSM, maupun ormas juga banyak yang mengonfirmasi kehadirannya. Rahmat merasa terkesan dan berterima kasih karena sudah diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari acara ini.

Penyerahan Sertifikat Penghargaan kepada Kepala Kantor BI Jawa Tengah

Pada saat pemaparan materinya yang berjudul Kebijakan Bank Indonesia dalam Menguatkan Stabilitas Ekonomi Makro dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan.  “Pengembangan Ekonomi Syariah merupakan salah satu program strategis Bank Indonesia. Hal ini dikarenakan Ekonomi Syariah merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional dan daerah”, jelasnya. Peran Bank Indonesia dalam mengembangkan Ekonomi Islam adalah sebagai regulator, akselerator, dan inisiator.

Upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tidak dapat dijalankan secara parsial. Sektor keuangan tidak dapat berkembang optimal tanpa pertumbuhan yang baik di sektor ekonomi. Peran riset, asesmen, dan edukasi menjadi bagian integral yang tidak dapat dipisahkan. Demikian juga, kerjasama yang erat antar institusi semakin dibutuhkan dalam menjalankan strategi dan program sehingga lebih efektif. Karena itu, cetak biru pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dibangun dalam 3 (tiga) pilar yang meliputi:  1) Pemberdayaan Ekonomi Syariah;  2) Pendalaman Pasar Keuangan Syariah; 3) Penguatan Riset, Asesmen, dan Edukasi. Keseriusan Bank Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah ini adalah dengan meluncurkan program Industri Kreatif Syariah (IKRA). “IKRA adalah suatu platform pengembangan usaha syariah yang holistik di sektor fesyen, makanan dan minuman, mencakup pengembangan kapasitas, branding, pemasaran hingga mempertemukannya dengan pembeli dan investor global”, imbuhnya. Pada akhir presentasinya Rahmat berharap agar berbagai upaya dalam pengembangan Ekonomi Syariah ini senantiasa diridhoi oleh Allah SWT.

Penyerahan kenang-kenangan kepada Kepala Kantor BI Jawa Tengah

Bank Indonesia memang sudah lama bekerja sama dengan FEBI UIN Salatiga mulai dari adanya BI Corner yang berada di Perpustakaan FEBI UIN Salatiga, berisi mengenai berbagai laporan dan juga data-data yang diperlukan oleh mahasiswa. Pada tahun 2023 ini, BI kembali teken kerja sama dalam hal pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengembangan. Menurut Rahmat, FEBI UIN Salatiga bisa menjadi salah satu mitra dalam penguatan Ekonomi Syariah di Indonesia seperti pada pilar 3 cetak biru pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah yaitu Penguatan Riset, Asesmen, dan Edukasi. Kerja sama tersebut antara lain penyediaan kelas Bank Indonesia, Dosen Tamu dari BI, internship bagi mahasiswa, kerja sama penelitian, dan lain-lain. (AHK)

Loading

MENKO PMK RI MENJADI KEYNOTE SPEAKER DALAM AICIEB

Salatiga – Humas | Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga kembali gelar the 4th Annual Internasional Conference on Islamic Economics and Business (AICIEB) yang dilaksanakan di Hotel Laras Asri Resort and Spa, Salatiga pada hari Kamis, 22 Juni 2023. Tak tanggung-tanggung, yang menjadi salah satu keynote speaker pada seminar internasional ini adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia.

Acara dimulai dengan sambutan Dekan FEBI UIN Salatiga, Dr. Mochlasin, M.Ag. seperti biasanya, Dekan memulai dengan sebuah pantun “Bunga teratai tumbuh indah di telaga. Air telaga mengalir sampai ke sawah. Selamat datang di FEBI UIN Salatiga, Kampus yang dikenal dengan Kampus Green Wasatiyah.” Selain menyampaikan selamat datang kepada narasumber dan para peserta, Dekan juga menyampaikan tentang hal yang melatarbelakangi tema dari seminar internasional ini yaitu tentang kondisi ekonomi global pasca pandemi ini yang masih belum settled sehingga tema yang diangkat adalah ketidakpastian ekonomi dan isu resesi global.

Selanjutnya, Rektor UIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag., dalam welcoming speech-nya menyampaikan apresiasi kepada FEBI UIN Salatiga yang telah menggelar seminar internasional. Tema yang diambil pun juga tema yang saat ini sedang hangat dibicarakan dan didiskusikan oleh para ahli. “The rule of Islamic economics certainty and resession issue itu adalah tentu menjadi kepedulian kita bersama bukan hanya kita yang tinggal di negara Indonesia tetapi juga seluruh penduduk dunia (yang) akan menghadapi problem yang menjadi isu kemanusiaan universal ini. Tentu saya melihat bahwa dunia pada saat ini memang sedang menghadapi problem yang sama (yaitu) apa yang disebut dengan dunia yang volatil”, ungkap Rektor.

Acara seminar internasional ini diawali dengan penyampaian materi oleh keynote speakers, yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dan dilanjutkan oleh Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah. Keynote Speech Menko PMK disampaikan oleh Sekretaris Menteri, Andi Megantara, Ph.D. Di awal penyampaian materi, Andi menyampaikan salam dan permohonan maaf dari Menko PMK yang sedianya bersedia hadir, karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan, Menko PMK mendelegasikan tugas tersebut kepada Sekretaris Menteri. Materi diawali dengan pembahasan tentang fenomena VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexcity, and Ambiguity). “Sebagaimana kita bersama bahwa dunia telah menghadapi pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi setidaknya dalam dua dekade terakhir yang mana pada kenyataannya telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan bermasyarakat termasuk di Indonesia. Era ini telah memberi deskripsi atau perubahan mendasar dalam kehidupan kita akibat kemajuan teknologi saat ini. Kita dihadapkan pada kondisi yang tidak pasti atau kita semua kenal dengan fenomena VUCA” jelasnya. Namun demikian, Andi menilai bahwa ekonomi syariah yang didasarkan pada ajaran Islam tampaknya memiliki peluang berharga untuk berkembang secara dramatis karena fleksibilitas dan kemampuannya bertahan dalam kondisi yang tidak menentu ini.

Andi juga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia pada tahun 2019 telah mengeluarkan Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia dimana visi emasnya adalah mewujudkan Indonesia Mandiri Sejahtera dan beradab dengan menjadi pusat ekonomi Islam terkemuka di dunia. Untuk mencapai visi tersebut, terdapat 4 strategi utama yang menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan ekonomi syariah yakni yang pertama adalah memperkuat rantai nilai halal dengan berfokus pada sektor-sektor yang berpotensi tinggi dan bernilai kompetitif, industri makanan dan minuman, pariwisata, fashion muslim, rekreasi dan lain-lain, kedua adalah penguatan keuangan syariah, ketiga penguatan ekonomi mikro, kecil dan menengah sebagai penggerak utama rantai nilai halal dan yang terakhir adalah memperkuat ekonomi digital khususnya perdagangan, baik itu ecomerce maupun market place dan juga keuangan baik itu teknologi untuk mempercepat pencapaian strategi lainnya.

Pada akhir pemaparan materinya, Andi mengajak para peserta seminar internasional untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah melalui penguatan industri halal dan ekonomi syariah sebagai sebuah peluang agar dapat terhindar dari adanya resesi di masa yang akan datang. (AHK)

Loading

FEBI UIN Salatiga Gelar Konferensi Internasional Bahas Peran Ekonomi Islam Hadapi Tantangan Global

SALATIGA – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga kembali menyelenggarakan Annual International Conference on Islamic Economic and Business (AICIEB) keempat di Hotel Laras Asri Resort & Spa, Salatiga, pada 22 Juni 2023. Acara ini mengangkat tema “The Role of Islamic Economics in Dealing with Global Uncertainty and Recession Issue” untuk merespons ketidakpastian ekonomi global dan potensi resesi.

Dekan FEBI, Dr. Mochlasin, M.Ag, menjelaskan bahwa tema tersebut diambil setelah melakukan kajian mendalam terkait kondisi ekonomi global pasca pandemi. “Tema ini dilatarbelakangi oleh realitas ketidakpastian ekonomi global yang masih belum stabil, sehingga diperlukan langkah strategis untuk mengatasinya,” ujar Mochlasin dalam keterangan resminya, Sabtu, 24 Juni 2023.

Konferensi ini menghadirkan pembicara terkemuka, termasuk birokrat, akademisi, dan pengamat ekonomi, dengan keynote speech dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, yang diwakili oleh Sekretaris Kementerian, Andie Megantara, Ph.D. Hadir pula Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, serta Dr. (HC) M. Habib Chirzin dari International Institute of Islamic Thought (IIIT).

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bagian dari implementasi kerjasama antara IIIT dengan FEBI UIN Salatiga, yang bertujuan untuk memperkuat kajian dan penerapan ekonomi Islam di tengah tantangan ekonomi global.

“Kami berterima kasih kepada Rektor UIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag, yang telah mendukung penuh kegiatan ini, serta pihak sponsor seperti Bank Indonesia dan Bank Jateng Syariah,” tambah Mochlasin. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan industri akan memperkuat posisi ekonomi Islam di Indonesia, terutama dalam menyongsong negara ini sebagai pusat industri halal dunia. (AHK)

Loading