Salatiga – Kampus UiTM Terengganu, Malaysia menjadi tuan rumah Heritage Program 2024 yang berlangsung pada 2-15 September 2024 dengan tema “Cultivating Thoughts and Bridging Differences”. Acara ini diikuti oleh tiga perguruan tinggi, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Salatiga dari Indonesia, UiTM Malaysia, dan Gunma University Jepang.
Dalam program ini, tampil sebagai salah satu narasumber adalah Saifudin, M.E., Ketua Program Studi Bisnis Digital FEBI UIN Salatiga, yang juga bertindak sebagai dosen pendamping untuk International Student Mobility dari FEBI. Dalam presentasinya, Saifudin memaparkan praktik terbaik yang diterapkan FEBI UIN Salatiga dalam mengimplementasikan green wasathiyah economy — konsep yang digagas dan dikampanyekan oleh Dekan FEBI, Dr. Mochlasin, M.Ag.
Selama dua tahun terakhir, FEBI UIN Salatiga telah berkomitmen mengarusutamakan prinsip-prinsip green wasathiyah economy di berbagai aspek kehidupan kampus. Hal ini mencakup pengelolaan energi dan sumber daya yang efisien, seperti penggunaan peralatan hemat energi, pengelolaan air, serta pemisahan limbah organik dan non-organik. Selain itu, FEBI juga mengadopsi desain infrastruktur ramah lingkungan dengan bahan bangunan berkelanjutan, ventilasi optimal, dan pencahayaan alami.
Saifudin juga menjelaskan bagaimana FEBI telah menyediakan taman, kolam, dan ruang terbuka hijau untuk meningkatkan kualitas udara serta menciptakan lingkungan kampus yang mendukung interaksi antara mahasiswa dan alam. Langkah ini menjadi bagian dari upaya menciptakan kampus yang selaras dengan prinsip green economy.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi UiTM, termasuk Prof. Dr. Mazidah Puteh, Acting Rector UiTM Cawangan Terengganu, serta beberapa wakil rektor dan kepala departemen. Hadir pula mahasiswa peserta student mobility dari FEBI UIN Salatiga dan universitas lainnya, yang menjadikan program ini platform penting untuk bertukar pikiran mengenai ekonomi berkelanjutan dan memperkuat kolaborasi antarbudaya.
Melalui Heritage Program 2024, UiTM Terengganu berharap dapat memperkuat komitmen untuk mengintegrasikan praktik ramah lingkungan di seluruh institusi pendidikan tinggi, serta menjembatani perbedaan budaya dengan pendekatan yang berkelanjutan.