Semarang, 13 Mei 2024 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Salatiga telah melakukan perubahan kurikulum yang mewajibkan mahasiswa mengikuti kegiatan akademik Kunjungan Industri (KI). KI ini menjadi syarat penting untuk mengikuti program Praktikum Pengembangan Profesi (PPP).
Program Studi Ekonomi Syariah menjadi yang pertama mendapatkan kesempatan mengikuti KI ini. Semua biaya transportasi dan akomodasi ditanggung oleh fakultas, memberikan kesempatan yang luar biasa bagi para mahasiswa.
Dekan FEBI UIN Salatiga, Dr. Mochlasin M.Ag., menjelaskan bahwa kunjungan ini dirancang untuk lima tempat, yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), PT. Yakult Indonesia Persada, serta PT. Amerta Indah Otsuka.
Selain Dekan, turut mendampingi mahasiswa, Ketua Jurusan, Taufikur Rahman, M.Si., Sekretaris Jurusan, Agung Guritno, M.Pd., Ketua Program Studi, Emy Widyastuti, M.E. dan dosen pembimbing. Setibanya di OJK, mereka disambut oleh Iip Arweni, Analis Senior Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Provinsi Jawa Tengah, dan Edwin Hariyanto dari Bagian Edukasi OJK.
Iip Arweni menjelaskan bahwa OJK adalah lembaga independen yang bertanggung jawab atas pengaturan dan pengawasan terintegrasi di sektor jasa keuangan dan non-keuangan. “Pengawasan meliputi sektor jasa keuangan mulai dari pasar modal hingga perbankan, serta sektor jasa non-keuangan seperti dana pensiun, asuransi, dan lembaga pembiayaan lainnya,” jelas Arweni.
Selain memberikan pemahaman tentang pengertian dan tugas OJK, Arweni juga menekankan pentingnya pengelolaan finansial yang bijak. Ini sangat relevan mengingat maraknya kasus Pinjaman Online (pinjol) yang menimpa kalangan muda termasuk mahasiswa. Edukasi ini diharapkan dapat mencegah mahasiswa menjadi korban atau pelaku kejahatan finansial.
FEBI UIN Salatiga dan OJK juga sepakat untuk melanjutkan kolaborasi dalam berbagai bentuk, termasuk riset bersama, seminar, dan program magang. Kolaborasi ini tidak hanya terbatas pada program reguler, tetapi juga program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
Dr. Mochlasin berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar bagi mahasiswa, mempersiapkan mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola keuangan secara bijak dan menghindari jebakan keuangan seperti pinjol.
Salah satu mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini, Naufal Falih Dwi H., memberikan kesan positif tentang acara tersebut. “Kunjungan ke OJK sangat membuka wawasan kami tentang pentingnya pengelolaan finansial yang bijak. Kami belajar banyak tentang cara menghindari jeratan pinjaman online dan berbagai kejahatan finansial lainnya. Edukasi seperti ini sangat diperlukan bagi kami sebagai generasi muda,” ujar Naufal. (AHK)