Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam kembali mengukir sejarah baru dengan menyelenggarakan konferensi internasional yang berlangsung pada Selasa, 21 November 2023, di Aula FEBI Lantai 3. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta dari dalam dan luar negeri.
Dr. Mochlasin, M.Ag, dalam sambutannya, menyatakan harapannya agar konferensi ini dapat memberikan ilmu dan pengalaman berharga bagi mahasiswa, khususnya yang telah berpartisipasi dalam pengabdian masyarakat. Beliau juga menekankan pentingnya pertemuan langsung dengan mahasiswa dari Malaysia, yang membuka peluang untuk kunjungan balasan di masa depan.
Sebagai sorotan utama, konferensi ini menghadirkan Dr. Abd Razak bin Zakarian dari Jabatan Asas Pendidikan dan Kemanusiaan, Fakulti Pendidikan Universiti Malaya, yang juga menjabat sebagai Ketua Delegasi International Community Engagement, Universiti Malaya di UIN Salatiga. Beliau memberikan pencerahan seputar pendidikan dan kemanusiaan dalam konteks global.
Kehadiran Ari Setiawan, MM dan Marwanto, M.Pd dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Lp2M) memberikan dukungan tambahan kepada narasumber, memastikan berlangsungnya diskusi yang mendalam dan berbobot.
Konferensi ini merupakan langkah maju bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengalaman internasional bagi mahasiswanya. Acara ini juga menandai kolaborasi penting antara institusi pendidikan di Indonesia dan Malaysia, memperkuat jalinan kerja sama pendidikan dan budaya. (AHK)
Salatiga – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga sukses menyelenggarakan acara “International Community Service” pada hari Minggu, 19 November 2023, yang melibatkan 20 mahasiswa Universitas Malaya, Malaysia. Kegiatan ini berlangsung di Batik Gemawang, Ds. Gemawang, Kabupaten Semarang, menampilkan sinergi kebudayaan dan pendidikan yang spektakuler.
Acara ini dihadiri oleh Dr. Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.S.I., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Dr. Faqih Nabhan, M.M., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama, Nur Huri Mustofa, M.S.I., Ketua Program Studi Perbankan Syariah, Emy Widyastuti, M.E., Ketua Program Studi Ekonomi Syariah, Rifda Nabila, M.Si., Ketua Program Studi Akuntansi Syariah, Dr. Imanda Firmantyas Putri Pertiwi, M.Si., Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Syariah, dan Saifudin, M.E., Ketua Program Studi Bisnis Digital, serta tujuh mahasiswa perwakilan dari FEBI.
Kegiatan ini menekankan pada pembelajaran seni dan budaya lokal, di mana peserta diperlihatkan cara pembuatan batik tradisional oleh pengrajin Batik Gemawang. Mereka juga mendapat kesempatan untuk langsung terlibat dalam proses mewarnai dan membuat batik menggunakan canting.
Pemilik Batik Gemawang, Abdul Kholik, membagikan kisah inspiratif tentang awal mula berdirinya Batik Gemawang. Sementara itu, Dr. Qi Mangku Bahjatulloh menyampaikan sambutan yang menekankan pentingnya pertukaran budaya dan pengetahuan antar negara.
Ada hal yang menarik dari acara ini, yaitu testimoni dari Nur Balqis Bt A. Rahman, salah satu mahasiswa Universitas Malaya, yang mengungkapkan kesannya yang mendalam atas keramahan dan kekayaan budaya yang ditemui selama kunjungan ini.
Acara ditutup dengan makan siang bersama di Rumah Makan Ayam Goreng & Tumpang Koyor Bu Yusro, sebagai simbol keakraban dan persahabatan antara kedua institusi.
Sebagai pionir dalam pendidikan ekonomi dan bisnis Islam, FEBI UIN Salatiga terus menunjukkan keseriusannya dalam memadukan keislaman dengan keilmuan, budaya, dan nilai-nilai internasional, dan terus memperkuat kolaborasi global serta memperbanyak kontribusinya bagi pendidikan tinggi. (AHK)
SALATIGA – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Salatiga merayakan pengukuhan dua guru besar baru di bidang Ekonomi Syariah, Prof. Dr. Agus Waluyo, M.Ag. dan Prof. Dr. Anton Bawono, M.Si., yang berlangsung pada Rabu, 15 November 2023. Penambahan ini merupakan bagian dari perluasan keilmuan yang signifikan di FEBI, meningkatkan total guru besar di UIN Salatiga menjadi dua puluh.
Pengukuhan ini disambut dengan antusias oleh Keluarga Besar FEBI, menandai langkah penting dalam memperkuat penelitian dan pendidikan di bidang Ekonomi Syariah. Prof. Dr. Agus Waluyo dan Prof. Dr. Anton Bawono, dikenal dengan kontribusi mereka yang luas dalam riset dan pengajaran Ekonomi Syariah, diharapkan dapat membawa wawasan baru dan memperkaya kurikulum FEBI.
Dalam acara pengukuhan, Rektor UIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy, menekankan pentingnya peran ilmu pengetahuan dalam melayani kebutuhan masyarakat. Beliau mengingatkan bahwa ilmu yang dikembangkan dan diajarkan di FEBI harus berkontribusi pada solusi praktis untuk tantangan-tantangan kemanusiaan.
FEBI UIN Salatiga, dengan penambahan guru besar baru ini, berkomitmen untuk terus mengembangkan pendidikan dan penelitian di bidang Ekonomi Syariah yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. “Kami percaya bahwa keahlian dan pengalaman Prof. Dr. Agus Waluyo dan Prof. Dr. Anton Bawono akan sangat berharga dalam membimbing mahasiswa kami dan memperkaya wawasan keilmuan kami di FEBI,” ujar Dekan FEBI, Dr. Mochlasin, M.Ag.
Dengan fokus pada kolaborasi dan penerapan ilmu pengetahuan untuk kedamaian dan kesejahteraan, FEBI berharap untuk memainkan peran kunci dalam pengembangan ilmu Ekonomi Syariah, baik di tingkat nasional maupun internasional. (AHK)
SALATIGA – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Salatiga meraih pengakuan signifikan dalam acara Quality Assurance Award (QUAS) yang diadakan oleh Lembaga Penjamin Mutu (LPM) UIN Salatiga pada Kamis, 9 November 2023. Acara ini, yang berlangsung di Haris Hotel & Convention Solo, diikuti oleh para pengelola di lingkungan UIN Salatiga.
FEBI berhasil memenangkan beberapa kategori penting dalam QUAS, termasuk UPPS Program Studi Unggul Terbanyak, UPPS Capaian Kinerja Terbaik, dan Program Studi Sistem Informasi Terbaik untuk Manajemen Bisnis Syariah. Selain itu, FEBI juga menjadi nominasi dalam kategori UPPS Guru Besar Terbanyak dan Program Studi Sistem Informasi Terbaik untuk Perbankan Syariah.
Menanggapi pencapaian ini, Dekan FEBI, Dr. Mochlasin, M.Ag., menyampaikan rasa syukur dan terima kasih. “Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para pengelola dan seluruh bapak/ibu dosen yang telah berkenan menjadi bagian dari kerja kolaboratif ini. Semoga penghargaan ini memotivasi kita semua untuk terus bekerja keras, cerdas, dan tuntas dalam ritme kolaborasi dan sinergi, sehingga FEBI dapat unggul dalam segala aspek,” ujar Dr. Mochlasin.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN Salatiga, Prof. Muh. Saerozi, menilai QUAS sebagai platform penting untuk memberikan apresiasi kepada unit dan individu yang telah memberikan kontribusi besar bagi universitas. Beliau berharap QUAS dapat menjadi agenda tahunan dengan regulasi dan SOP yang jelas untuk terus memberikan motivasi kepada pengelola program studi.
Ketua LPM UIN Salatiga, Prof. Budiyono Saputro, menjelaskan bahwa indikator penilaian QUAS didasarkan pada performa tiga tahun terakhir dan melibatkan berbagai ahli dalam proses penilaiannya. Penilaian ini mencakup aspek seperti kelengkapan dokumen, hasil Audit Mutu Internal, rekognisi internasional dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan, serta penggunaan anggaran.
Kemenangan FEBI dalam QUAS 2023 ini mencerminkan komitmen fakultas dalam mempertahankan standar tinggi dalam pengelolaan program studi dan kinerja akademik. Penghargaan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak inovasi dan kemajuan dalam program studi yang dijalankan oleh FEBI, serta meningkatkan reputasinya baik di tingkat nasional maupun internasional. (AHK)
Yogyakarta – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui partisipasi aktif dalam Workshop Kurikulum Berbasis Outcome-based Education (OBE) di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Berlangsung selama tiga hari penuh, dari 6 hingga 8 November 2023, workshop ini menjadi ajang pembelajaran intensif bagi peserta dari berbagai PTKIN di Indonesia.
Dekan FEBI UIN Salatiga, Dr. Mochlasin, M.Ag., bersama timnya, yaitu Ketua Program Studi Perbankan Syariah: Nur Huri Mustofa, M.S.I., Ketua Program Studi Ekonomi Syariah: Emy Widyastuti, M.E., Ketua Program Studi Akuntansi Syariah: Rifda Nabila, M.Si., Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Syariah: Dr. Imanda Firmantyas Putri Pertiwi, M.Si., dan Ketua Program Studi Bisnis Digital: Saifudin, M.E., terlibat dalam sesi-sesi yang mendalam mengenai OBE. Materi workshop mencakup pemahaman mendalam tentang perbedaan pendidikan berbasis input-output dengan pendidikan berbasis outcome. Peserta diajak untuk memformulasikan Profil Lulusan, Capaian Profil Lulusan (CPL), dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), elemen kunci dalam kurikulum berbasis hasil.
Selama acara, Afwaidza, Dekan FEBI UIN Sunan Kalijaga, menekankan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ini menjadi pesan kunci bagi delegasi FEBI UIN Salatiga, yang selalu berupaya meningkatkan kerjasama dan sinergi dengan berbagai institusi pendidikan Islam.
Dekan FEBI Muzdalifah Muhammadun, dari UIN Sunan Kalijaga, menambahkan bahwa pendekatan OBE bukan hanya tentang output tetapi juga tentang outcome dan impact dalam pendidikan. Hal ini selaras dengan visi FEBI UIN Salatiga dalam mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang berorientasi pada hasil.
Kulminasi acara adalah sambutan hangat dari Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof Phill. Al Makin, yang menyambut peserta dengan cara unik, memberikan sentuhan personal yang meninggalkan kesan mendalam pada delegasi FEBI UIN Salatiga. Di akhir acara, semangat kebersamaan terasa kuat saat musik angklung tradisional dimainkan oleh perwakilan peserta, menandai penutupan workshop yang inspiratif dan membuahkan hasil nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan di FEBI UIN Salatiga.
Salah satu fokus utama workshop adalah memberikan keahlian kepada peserta dalam merancang kurikulum yang berorientasi pada capaian profil. Ini termasuk cara mendesain asesmen hasil pembelajaran yang efektif dan pengembangan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang sesuai. Selain itu, peserta juga dibimbing untuk mengidentifikasi peluang perbaikan dalam implementasi OBE secara sistematik di program studi mereka.
Workshop ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas pendidikan di sektor ekonomi dan bisnis Islam di PTKIN. Dengan mengadopsi konsep OBE, FEBI UIN Salatiga dan peserta lainnya diharapkan mampu mengembangkan kurikulum yang tidak hanya teoretis, tetapi juga praktis dan relevan, menjamin bahwa lulusan mereka akan siap bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Keseriusan dan dedikasi FEBI UIN Salatiga dalam workshop ini menunjukkan komitmen mereka terhadap pendidikan yang berorientasi hasil. Ini sejalan dengan tujuan utama pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga memastikan bahwa pengetahuan tersebut dapat diterapkan secara efektif di dunia nyata, khususnya di bidang ekonomi dan bisnis Islam. (AHK)
Di tengah perpaduan budaya dan tradisi yang kaya di Indonesia, sebuah negara yang dikenal dengan kepulauan luas dan warisan budayanya yang kaya, muncul sebuah visi kuat. Visi ini menempatkan Indonesia tidak hanya sebagai peserta, tetapi sebagai pelopor dalam industri halal global. Istilah ‘Halal’, yang melampaui konotasi religius tradisionalnya, telah berkembang menjadi pilihan gaya hidup, yang meresonansi dengan jutaan orang di seluruh dunia. Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, berada di garis depan evolusi ini, memimpin pendekatan holistik terhadap halal yang mengintegrasikan praktik etis, berkelanjutan, dan inklusif.
Esensi dari Gaya Hidup Halal melampaui pembatasan diet; ini mencakup filosofi hidup yang komprehensif, mencakup konsumsi etis, hidup berkelanjutan, dan komitmen terhadap tanggung jawab sosial. Seiring dunia beralih ke pilihan gaya hidup yang lebih sadar dan etis, narasi halal Indonesia menawarkan perpaduan unik antara kebijaksanaan tradisional dan inovasi modern. Narasi ini tidak hanya membentuk kembali persepsi global tentang halal, tetapi juga mendefinisikan ulang peran Indonesia di kancah internasional.
Perjalanan Indonesia dalam memimpin industri halal global sangat berakar pada masyarakatnya yang beragam dan multikultural. Pendekatan strategis negara ini memanfaatkan keragaman ini, mengubahnya menjadi kekuatan yang mendorong inovasi dan inklusivitas di sektor halal. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip halal ke dalam berbagai aspek kehidupan, Indonesia menciptakan model yang melampaui kepatuhan agama, menarik audiens global yang lebih luas yang mencari pilihan etis dan berkelanjutan.
Semangat perintis ini terlihat dalam inisiatif pemerintah Indonesia untuk memasukkan literasi halal ke dalam arus utama. Mengakui peran penting pendidikan dan kesadaran dalam menumbuhkan budaya halal, inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan warga negara dengan pengetahuan dan pemahaman. Dari kurikulum sekolah hingga kampanye kesadaran publik, fokusnya adalah menanamkan nilai dan manfaat gaya hidup halal dalam kesadaran kolektif bangsa. Gerakan ini tidak terbatas pada komunitas Muslim tetapi meluas ke seluruh masyarakat Indonesia, mencerminkan sifat inklusif dari visi negara tersebut.
Industri halal adalah sektor yang sedang berkembang yang menjanjikan manfaat ekonomi yang signifikan. Dengan memosisikan dirinya sebagai pusat halal global, Indonesia menjangkau pasar yang melayani sekitar seperempat populasi dunia. Langkah strategis ini bukan hanya perhitungan ekonomi namun juga refleksi komitmen Indonesia terhadap pembangunan yang etis dan berkelanjutan. Penekanan negara pada halal adalah bukti dedikasinya untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dalam konteks global yang semakin mengakui pentingnya standar halal, Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, menghadapi tantangan dan peluang unik dalam memimpin inisiatif literasi halal. Menilik Laporan Ekonomi Islam Global 2019/20, kita menduduki posisi strategis yaitu peringkat ke-4 dalam Indeks Ekonomi Islam Global (GIEI) dengan kekuatan khusus dalam sektor makanan halal, kosmetik, dan pariwisata. Namun sayangnya, Indonesia masih tertinggal dari Malaysia dan negara-negara Teluk. Hal ini menandakan perlunya upaya lebih besar dalam pengarusutamaan literasi halal di masyarakat kita. Pemerintah dan lembaga swasta memainkan peran penting dalam pengarusutamaan literasi halal, melalui strategi kolaboratif yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang halal di kalangan masyarakat.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat posisinya dalam industri halal global. Ini meliputi pengembangan regulasi yang mendukung sektor halal dan pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). BPJPH bertugas mengkoordinasikan sertifikasi halal, yang merupakan langkah penting dalam menjamin keaslian dan kredibilitas produk halal. Namun, peran pemerintah tidak hanya terbatas pada regulasi dan sertifikasi; ia juga aktif dalam meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya gaya hidup halal.
Di sisi lain, lembaga swasta memainkan peran krusial dalam inovasi dan pemasaran produk halal. Perusahaan-perusahaan ini, mulai dari UMKM hingga korporasi multinasional, mengadopsi standar halal sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap kualitas dan tanggung jawab sosial. Melalui pemasaran yang efektif dan pendidikan konsumen, mereka membantu masyarakat memahami manfaat produk halal, tidak hanya dalam konteks keagamaan tetapi juga kesehatan, keberlanjutan, dan etika.
Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci dalam mengedukasi masyarakat. Program-program kemitraan, seperti pameran halal, seminar, dan workshop, telah terbukti efektif dalam menyebarkan pengetahuan tentang halal kepada publik yang lebih luas.
Pendidikan menjadi fondasi utama dalam pengarusutamaan literasi halal. Integrasi kurikulum tentang halal dalam sistem pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, adalah langkah penting. Ini tidak hanya mencakup aspek-aspek syar’i dari halal, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang terkait. Program-program pendidikan ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman mendalam tentang halal sebagai gaya hidup yang holistik dan etis.
Selain itu, kampanye literasi halal juga menjadi fokus pemerintah dan lembaga swasta. Kampanye ini tidak hanya menargetkan komunitas Muslim tetapi juga masyarakat luas, dengan menekankan bahwa halal bukan hanya soal kepatuhan agama, tetapi juga tentang kualitas dan gaya hidup sehat. Melalui media sosial, iklan, dan acara publik, kampanye ini mencoba mengubah persepsi tentang halal, menjadikannya relevan dengan berbagai kelompok masyarakat.
Kampanye ini juga bertujuan untuk mengatasi kesalahpahaman tentang halal, menjelaskan bahwa sertifikasi halal tidak hanya terbatas pada makanan, tetapi juga mencakup berbagai aspek lain seperti kosmetik, obat-obatan, dan pariwisata. Dengan demikian, literasi halal menjadi bagian integral dari strategi pembangunan nasional, memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam industri halal global.
Dalam rangka mengarusutamaan literasi halal, Indonesia telah mengambil langkah-langkah penting. Namun, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa literasi halal meresap ke semua lapisan masyarakat. Dengan terus berinovasi dalam pendidikan dan kampanye, serta memperkuat kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta, Indonesia dapat membangun masyarakat yang lebih sadar dan menghargai nilai-nilai halal, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam industri halal global.
Literasi halal, dalam konteks global yang semakin terintegrasi, bukan hanya menjadi kunci keberhasilan industri halal, tetapi juga simbol komitmen terhadap kehidupan yang etis dan berkelanjutan. Kesadaran ini mencerminkan pemahaman mendalam bahwa halal melampaui aspek makanan dan konsumsi sehari-hari, merangkum nilai-nilai etika, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial. Literasi halal menjadi jembatan yang menghubungkan praktik tradisional dengan tuntutan modernitas, memastikan bahwa produk dan jasa halal diproduksi dan dikonsumsi dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Dalam visinya memimpin industri halal global, Indonesia mengambil peran sebagai negara yang tidak hanya berfokus pada aspek komersial, tetapi juga pada pemberdayaan dan edukasi masyarakat. Indonesia berupaya menjadi contoh bagaimana integrasi nilai-nilai halal ke dalam kebijakan nasional dan praktik bisnis dapat membawa perubahan positif yang berkelanjutan. Visi ini bukan hanya tentang dominasi pasar, tetapi juga tentang mempromosikan cara hidup yang lebih baik, di mana etika dan keberlanjutan menjadi pusat dari semua kegiatan ekonomi.
Untuk mewujudkannya, pemerintah, sektor swasta, komunitas akademik, dan masyarakat umum harus berkolaborasi untuk membangun ekosistem halal yang kuat. Peningkatan literasi halal bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama yang memerlukan partisipasi aktif dari semua sektor masyarakat. Melalui kerjasama ini, Indonesia dapat mewujudkan visinya sebagai pemimpin dalam industri halal global, sekaligus mempromosikan gaya hidup yang etis dan berkelanjutan di seluruh dunia.
SALATIGA – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Salatiga (FEBI UINSAGA) tampil menawan dengan mengusung tema “FEBI UINSAGA Peduli Lingkungan” dalam ajang Salatiga Youth Festival 2023. Kegiatan yang diadakan oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Salatiga ini merupakan bagian dari rangkaian acara dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda Ke-95.
Salatiga Youth Festival 2023 berlangsung dari tanggal 27 hingga 29 Oktober 2023 dan dilaksanakan di Halaman Kantor Pemerintah Kota Salatiga serta Halaman DPRD Kota Salatiga. Dalam kesempatan ini, FEBI UIN Salatiga menjadi satu-satunya delegasi yang mewakili UIN Salatiga, menampilkan berbagai produk dan inovasi yang ramah lingkungan.
Dosen Pendamping stan FEBI UINSAGA ini adalah Dr. Imanda Firmantyas Putri Pertiwi, M.Si. Selaku Koordinator Stan, Farah Nisa Adiba, dibantu oleh Merlin Agustin sebagai Wakil Koordinator Stan. Keduanya adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Syariah. Mereka beserta tim telah bekerja keras mempersiapkan stan tersebut untuk menampilkan yang terbaik.
Muhammad Muslih pada saat bertugas menjaga stan mengatakan, “Kegiatan ini sangat menarik dan menginspirasi bagi kaum muda. Kami bisa bertemu dengan talenta-talenta muda yang kreatif dan inovatif dari berbagai institusi. Hal ini pasti memberikan semangat kepada kami untuk berkarya nyata bagi bangsa dan negara.”
Dalam ajang tersebut, stan FEBI UINSAGA memang tampil menonjol. Stan FEBI UINSAGA menghadirkan berbagai makanan ringan, mulai dari keripik hingga roti. Poster besar yang bertuliskan “FEBI UINSAGA Peduli Lingkungan” mencerminkan kesadaran ekologis dan lingkungan hidup yang menjadi tema utama. Tak ketinggalan, kebab yang ditawarkan dengan harga 35.000 per porsi menjadi salah satu daya tarik stan ini. Selain produk makanan, stan ini dipenuhi dengan kerajinan tangan dan perhiasan, seperti kalung, gelang, dan anting. Terdapat juga air terarium dalam wadah kaca yang menambah estetika alam pada stan. Semua produk yang dijual dan dipamerkan di sini adalah hasil karya mahasiswa FEBI UIN Salatiga. Dengan dekorasi rangkaian bunga dan hiasan daun putih, menciptakan suasana stan ini semakin festif. Tak heran, stan FEBI UIN Salatiga menjadi sasaran kunjungan para pengunjung.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi platform bagi FEBI UINSAGA untuk menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan dan menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam pelestarian lingkungan. (AHK)
Salatiga – Pengurus Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (ORMAWA FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga telah sukses menyelenggarakan Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) yang berlangsung selama dua hari, Jumat hingga Sabtu (27-28/10/2023), di Aula Kampus 1 UIN Salatiga.
Acara ini mengusung tema “Menciptakan Reorganisasi serta Membangun ORMAWA FEBI yang Berkolaborasi dan Bersinergi Menuju Kemajuan Peradaban”. MUSMA tahun ini berfokus pada penyampaian laporan pertanggungjawaban tiap-tiap ORMAWA selama satu periode, serta diskusi-diskusi intensif yang melibatkan seluruh pengurus ORMAWA FEBI.
Kegiatan ini berlangsung kondusif dan lancar dengan dihadiri oleh perwakilan mahasiswa umum sebagai peserta peninjau. Diskusi-diskusi yang dilakukan selama dua hari berturut-turut membahas beberapa isu strategis, antara lain penguatan organisasi, peningkatan kualitas pengurus ormawa, pengembangan program kerja, serta peran aktif Ormawa dalam masyarakat dan kampus.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Dr. Mochlasin, M.Ag., menyatakan bahwa MUSMA kali ini memberikan wadah yang sangat baik untuk berdiskusi, berbagi pandangan, dan bersinergi dalam mencari solusi untuk tantangan yang dihadapi menuju masa kepengurusan yang akan datang.
“MUSMA ini bukan sekedar ajang untuk melaporkan, tetapi harus diniati bahwa ini juga merupakan ageda evaluasi bersama terutama setelah satu periode berjalan, dan jangan lupakan fastabiqul khairat berlomba-lombalah dalam mencari kebaikan,” ujar Dr. Mochlasin.
Diharapkan bahwa kegiatan MUSMA kali ini dapat menjadi agenda yang baik bagi keberlanjutan ORMAWA FEBI yang kolaboratif dan sinergis, serta dapat memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan peradaban di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Salatiga.
Kontributor : Muhammad Yufa Ariefqi (Ketua HMPS Ekonomi Syariah 2022/2023) Narator : Heri Kurniawan, M.E. (Humas FEBI UIN Salatiga)
Salatiga, (26/10/2023) – Dalam upaya terus meningkatkan kualitas akademis dan pengalaman internasional, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Salatiga sekali lagi menunjukkan prestasi membanggakan. Mereka berpartisipasi dalam “The Second International Conference On Syariah Oriented Public Policy In Islamic Economic System (ICOSOPP)”, yang diselenggarakan oleh FEBI UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Konferensi ini membahas topik penting seputar kebijakan publik di negara-negara Muslim dengan tema “Strategizing Public Policy and Economic Development With The Maqasid Al Shariah”.
ICOSOPP, yang diadakan pada tanggal 25-26 Oktober 2023, berlangsung di dua lokasi berbeda: Auditorium Prof. Ali Hasjmy pada hari pertama, dan Auditorium FEBI UIN Ar-Raniry, Banda Aceh pada hari kedua. Acara ini menghadirkan sejumlah pemateri internasional terkemuka dan diikuti oleh mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia, baik secara offline maupun online.
FEBI UIN Salatiga mengirimkan dua delegasi mahasiswa, Atiatul Khusna dan Intan Winda Widya Sanjaya, dari program studi Akuntansi Syariah. Mereka terbang ke Aceh didampingi oleh para dosen pembimbing, Saifudin, M.E. dan Dr. Qi Mangku Bahjatullah, Lc., M.SI. Dalam konferensi ini, tim dari UIN Salatiga mempresentasikan karya ilmiah mereka yang berjudul “Creating Customer Retention Through Relationship Marketing, Service Recovery and Sharia Compliance”.
Pemaparan karya ilmiah tim UIN Salatiga mendapatkan sambutan antusias dari audiens. Diskusi yang terjadi selama presentasi berjalan dengan lancar dan interaktif. Bagi Khusna dan Intan, pengalaman ini sangat berkesan. Mereka mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan atas kesempatan berharga ini, terutama karena dapat mempresentasikan karya mereka secara langsung dan dalam bahasa Inggris.
Dr. Mangku, salah satu dosen pembimbing, mengatakan bahwa kegiatan seperti ICOSOPP sangat penting untuk memotivasi mahasiswa lain agar terlibat aktif dalam acara internasional. Sementara itu, Saifudin, M.E. menambahkan bahwa kesempatan ini tidak hanya berharga bagi mahasiswa tetapi juga bagi dosen yang mendampingi, memungkinkan mereka untuk berkontribusi dalam pengembangan kemampuan akademis mahasiswa.
Selain presentasi karya ilmiah, hari pertama konferensi diisi dengan pemaparan materi oleh pemateri internasional ternama seperti Prof. Dr. Ugi Suharto dari Universitas Islam Internasional Indonesia, Dr. Suhaili bin Sarif dari Universitas Malaya, Dr. Hasan Mohd Nor dari Prince of Songkla University Thailand, dan Dr. Yusrizal, M.Si dari Pemerintah Aceh.
Pengalaman di ICOSOPP tidak hanya meningkatkan wawasan akademik bagi Khusna dan Intan, tetapi juga memberikan mereka motivasi untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam dunia akademik. FEBI UIN Salatiga terus berkomitmen untuk memberikan kesempatan serupa kepada mahasiswa lainnya, dalam rangka mencetak generasi yang berdaya saing tinggi di tingkat internasional. (AHK)
SURABAYA – Dalam upaya terus meningkatkan kualitas pendidikan dan kerja sama antar institusi pendidikan tinggi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga melawat ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga pada Rabu (19/10). Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan benchmarking yang bertujuan untuk saling bertukar informasi dan pengalaman terkait praktik terbaik dalam pengelolaan pendidikan tinggi.
Dr. Mochlasin, M.Ag, Dekan FEBI UIN Salatiga, memimpin langsung tim benchmarking yang terdiri dari para pimpinan dan pengelola fakultas tersebut. Mereka diterima hangat oleh tim FEB UNAIR yang dipimpin oleh Dr. Nisful Laila, Wakil Dekan II, bersama jajaran pimpinan dan staf FEB UNAIR.
“Kunjungan ini merupakan kesempatan yang berharga bagi kami untuk belajar dari praktik terbaik yang telah diterapkan oleh FEB UNAIR, terutama dalam aspek International Program, Rekrutmen Mahasiswa Asing, Outcome-based Education (OBE), dan Memorandum of Agreement (MoA),” ujar Dr. Mochlasin dalam sambutannya.
Dalam pertemuan tersebut, kedua tim saling bertukar informasi dan pengalaman terkait pengelolaan program internasional, strategi rekrutmen mahasiswa asing, serta penerapan Outcome-based Education (OBE). Selain itu, kedua belah pihak juga menjajaki kemungkinan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) yang diharapkan dapat meningkatkan kerjasama antar kedua institusi di masa depan.
“Kami sangat mengapresiasi kunjungan dari FEBI UIN Salatiga dan berharap melalui pertemuan ini kita bisa terus memperkuat hubungan kolaboratif di masa depan. Kami yakin bahwa melalui kerjasama ini kita dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia,” tutur Dr. Nisful Laila.
Benchmarking ini diharapkan dapat menjadi langkah konstruktif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di kedua perguruan tinggi dan menjadi awal dari kerjasama yang lebih erat di masa depan. (AHK)